Sabtu, 04 Agustus 2018



SASTRA SEBAGAI GAYA HIDUP  DAN KEBANGGAAN REMAJA
Oleh St. Shofia Munawaroh*


Sastra merupakan salah satu bagian dari kesenian yang dapat memberikan kesenangan,  hiburan, dan kebahagiaan pada manusia. Pandangan seseorang tentang sastra pada zaman dahulu dan zaman sekarang tentu sangatlah berbeda. Tetapi akibat dari globalisasi dan perkembangan zaman yang menimbulkan keterbukaan informasi sehingga menjadikan remaja sekarang sanggup menjadikan   sastra sebagai  bagian dari gaya hidup dan kebanggaan mereka.
Remaja yang mencintai  sastra merupakan aset yang sangat luar biasa bagi sastra Indonesia, karena dapat memberikan kontribusi yang sangat luar biasa bagi perkembangan sastra Indonesia ke depannya. Banyak remaja yang berusaha keras, mencoba berbagai hal untuk mengembangkan potensi dan menemukan jati diri mereka. Dan sastra menjadi salah satu pilihan diantara sekian pilihan yang ada.
   Sastra Indonesia merupakan cerminan dari kehidupan Indonesia serta peradaban bangsa Indonesia. Berbagai perubahan yang terjadi dalam suatu negara termasuk Indonesia merupakan bagian dari inspirasi di dalam penulisan karya sastra. Karena menulis adalah suatu kebutuhan, bukan hanya dalam sastra, tetapi dalam hal apapun. Dengan menulis  kita dapat mengembangkan kreatifitas kita, mengekspresikan perasaan kita dan mendokumentasikan perasaan-perasaan kita tersebut dalam sebuah  karya dan tulisan. Banyak tokoh dunia yang melengkapi dirinya dengan menulis. Seperti Mahatma Gandhi, Jawaharar Nehru, Soekarno, Bill Clinton dan masih banyak lagi. Salah satu ulama  termasyhur Imam Ghozali juga berkata, ”kalau kau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar maka jadilah penulis”. Maka mulailah menulis dari sekarang apapun itu. Agar  kita bisa membuat catatan untuk dibaca diri kita sendiri, dan oleh orang lain yang akan bisa mengambil hikmah dan makna dari apa yang sudah kita tuliskan.
Saat ini sastra di Indonesia berkembang begitu cepat, terutama sastra remaja. Banyak penulis-penulis muda lahir. Ledakan kepenulisan ini dapat dikatakan sebagai gejala kebangkitan yang cukup melegakan dan menggembirakan. Kepopuleran yang didapat para penulis di usia muda ini sanggup mengilhami sekian remaja di Indonesia untuk bertarung masuk  di dunia sastra dan dengan menjadikan sastra sebagai gaya hidup dan kebanggaannya.
Menurut saya sebenarnya tidaklah penting apakah karya mereka  nantinya akan menjadi terkenal,  populer, dibaca banyak orang dan menjadi terkenal. Karena yang terpenting adalah proses menulisnya. Dan proses setiap orang pasti berbeda.  Saya sangat menghargai itu. Karena kita juga harus mendukung mereka sepenuhnya untuk perkembangan sastra Indonesia itu sendiri.
Dan tidak hanya tentang menulis, begitu pun dengan membaca. Menulis dan membaca karya sastra. Karena menulis dan membaca adalah sejalan  dan tidak terpisahkan satu sama lain. Banyak orang yang sukses dan berhasil karena seringnya membaca buku dan menulis. Sebagai sebuah karya, sastra cukup akrab dan diminati para remaja. Lebih dari 70% remaja saat ini menyukai sastra. Termasuk mahasiswa. Sebenarnya tidak terlalu rumit berkenalan dengan sastra yang sejatinya membantu dalam  rutinitas kita sehari-hari. Sastra dapat berbentuk wawasan dan pengetahuan yang luas.
   Dengan menjadikan sastra sebagai gaya hidup dan kebanggaannya, remaja tersebut juga akan dapat memperoleh pengalaman menarik tentang kehidupan. Karena melalui sastra,  pembaca remaja dapat menemukan pengalaman hidup. Cerita kehidupan yang disajikan dalam bentuk teks sastra mengenai tempat dan status manusia ditengah masyarakat, juga semua pengalaman manusia tentang dunia, dapat membantu manusia atau remaja mencapai pemahaman tentang kehidupan  yang sebenarnya.
Keberadaan sastra sangat berguna dan bermanfaat. Sastra akan mampu mengalihkan perhatian remaja agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Banyak hal-hal positif yang dapat diambil. Berbeda dengan senjata. Lebih dari itu, sastra lebih tajam daripada senjata. Karena sastra mampu mengubah prinsip sosial manusia dan remaja  khususnya.
Maka sudah saatnya para  remaja menjadikan sastra sebagai gaya hidup dan kebanggaannya. Sehingga apa terjadi sekarang tidak hanya terjadi sesaat tetapi dapat diabadikan sampai nanti dan bisa berlanjut. Serta semakin banyak memberikan warna dan kemajuan bagi sastra Indonesia.

*Mahasiswa Institut Agama Islam Darussalam Blokagung Banyuwangi.

Komentar