SASTRA SEBAGAI GAYA HIDUP DAN KEBANGGAAN REMAJA
Oleh St. Shofia Munawaroh*
Sastra
merupakan salah satu bagian dari kesenian yang dapat memberikan
kesenangan, hiburan, dan kebahagiaan
pada manusia. Pandangan seseorang tentang sastra pada zaman dahulu dan zaman sekarang
tentu sangatlah berbeda. Tetapi akibat dari globalisasi dan perkembangan zaman yang
menimbulkan keterbukaan informasi sehingga menjadikan remaja sekarang sanggup
menjadikan sastra sebagai bagian dari gaya hidup dan kebanggaan mereka.
Remaja
yang mencintai sastra merupakan aset
yang sangat luar biasa bagi sastra Indonesia, karena dapat memberikan
kontribusi yang sangat luar biasa bagi perkembangan sastra Indonesia ke depannya.
Banyak remaja yang berusaha keras, mencoba berbagai hal untuk mengembangkan
potensi dan menemukan jati diri mereka. Dan sastra menjadi salah satu pilihan diantara
sekian pilihan yang ada.
Sastra Indonesia merupakan cerminan dari
kehidupan Indonesia serta peradaban bangsa Indonesia. Berbagai perubahan yang
terjadi dalam suatu negara termasuk Indonesia merupakan bagian dari inspirasi
di dalam penulisan karya sastra. Karena menulis adalah suatu kebutuhan, bukan
hanya dalam sastra, tetapi dalam hal apapun. Dengan menulis kita dapat mengembangkan kreatifitas kita,
mengekspresikan perasaan kita dan mendokumentasikan perasaan-perasaan kita
tersebut dalam sebuah karya dan tulisan.
Banyak tokoh dunia yang melengkapi dirinya dengan menulis. Seperti Mahatma
Gandhi, Jawaharar Nehru, Soekarno, Bill Clinton dan masih banyak lagi. Salah
satu ulama termasyhur Imam Ghozali juga
berkata, ”kalau kau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar maka
jadilah penulis”. Maka mulailah menulis dari sekarang apapun itu. Agar kita bisa membuat catatan untuk dibaca diri
kita sendiri, dan oleh orang lain yang akan bisa mengambil hikmah dan makna
dari apa yang sudah kita tuliskan.
Saat
ini sastra di Indonesia berkembang begitu cepat, terutama sastra remaja. Banyak
penulis-penulis muda lahir. Ledakan kepenulisan ini dapat dikatakan sebagai
gejala kebangkitan yang cukup melegakan dan menggembirakan. Kepopuleran yang
didapat para penulis di usia muda ini sanggup mengilhami sekian remaja di Indonesia
untuk bertarung masuk di dunia sastra
dan dengan menjadikan sastra sebagai gaya hidup dan kebanggaannya.
Menurut
saya sebenarnya tidaklah penting apakah karya mereka nantinya akan menjadi terkenal, populer, dibaca banyak orang dan menjadi
terkenal. Karena yang terpenting adalah proses menulisnya. Dan proses setiap
orang pasti berbeda. Saya sangat
menghargai itu. Karena kita juga harus mendukung mereka sepenuhnya untuk
perkembangan sastra Indonesia itu sendiri.
Dan
tidak hanya tentang menulis, begitu pun dengan membaca. Menulis dan membaca
karya sastra. Karena menulis dan membaca adalah sejalan dan tidak terpisahkan satu sama lain. Banyak orang yang sukses dan berhasil karena seringnya membaca
buku dan menulis. Sebagai sebuah karya, sastra cukup akrab dan diminati
para remaja. Lebih dari 70% remaja saat ini menyukai sastra. Termasuk
mahasiswa. Sebenarnya tidak terlalu rumit berkenalan dengan sastra yang
sejatinya membantu dalam rutinitas kita
sehari-hari. Sastra dapat berbentuk wawasan dan pengetahuan yang luas.
Dengan menjadikan sastra sebagai gaya hidup
dan kebanggaannya, remaja tersebut juga akan dapat memperoleh pengalaman
menarik tentang kehidupan. Karena melalui sastra, pembaca remaja dapat menemukan pengalaman
hidup. Cerita kehidupan yang disajikan dalam bentuk teks sastra mengenai tempat
dan status manusia ditengah masyarakat, juga semua pengalaman manusia tentang
dunia, dapat membantu manusia atau remaja mencapai pemahaman tentang kehidupan yang sebenarnya.
Keberadaan
sastra sangat berguna dan bermanfaat. Sastra akan mampu mengalihkan perhatian
remaja agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Banyak hal-hal positif
yang dapat diambil. Berbeda dengan senjata. Lebih dari itu, sastra lebih tajam
daripada senjata. Karena sastra mampu mengubah prinsip sosial manusia dan
remaja khususnya.
Maka
sudah saatnya para remaja menjadikan sastra
sebagai gaya hidup dan kebanggaannya. Sehingga apa terjadi sekarang tidak hanya
terjadi sesaat tetapi dapat diabadikan sampai nanti dan bisa berlanjut. Serta
semakin banyak memberikan warna dan kemajuan bagi sastra Indonesia.
*Mahasiswa
Institut Agama Islam Darussalam Blokagung Banyuwangi.
Komentar
Posting Komentar