Senin, 03 September 2018


OPTIMALISASI KARYA PARA PEMUDA UNTUK NEGERI
Oleh: SHOFIA MUNAWAROH*


Generasi muda adalah salah satu bagian terpenting dalam sebuah negara. Bung Karno pernah berkata dalam pidatonya, “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia.” Ini bukanlah suatu hal yang berlebihan. Karena saat ini generasi mudalah yang sangat berpengaruh dalam mengendalikan segala aspek kehidupan. Seperti Mark Zuckerberg, anak muda sebagai pendiri media sosial terbesar yaitu Facebook yang bisa sejajar dengan orang terkaya di dunia yang notabene berusia lebih tua darinya. Di Indonesia pun ada beberapa anak muda berbakat yang tidak kalah sukses. Seperti Nadiem Makarim, anak muda pendiri Go-Jek, dengan aplikasi transportasi daring yang terbesar di Indonesia. Mereka merupakan beberapa anak muda yang memilih untuk berkarya daripada membuat perkara.
Baik buruknya suatu negara adalah tergantung bagaimana kualitas generasi mudanya. Karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan negeri ini. Generasi muda harus memiliki kepribadian yang tinggi dan semangat nasionalisme. Pemuda harus menyadari bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai agent of change, moral force, dan social control sehingga fungsi tersebut  dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi kepada negeri kita ini. Negeri yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya. Kita sebagai generasi muda haruslah dapat memberikan kontribusi yang  baik.  Karena sebenarrnya berkontribusi untuk negeri bukanlah hal yang sangat sulit, tidak harus dengan hal-hal yang besar dan melibatkan banyak orang. Kita bisa memulainya dari hal terkecil di kehidupan kita sehari-hari. Karena ada di tangan kita lah kemajuan bangsa ini. John F. Kennedy berkata, “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kau berikan kepada negaramu!”
Sebagai pelajar dan mahasiswa, kita  dapat berkontribusi kepada negeri ini dengan belajar seoptimal dan sebaik mungkin. Memiliki ketekunan dan motivasi yang tinggi.  Kita juga harus mempunyai pemikiran yang positif yang akan dapat menghasilkan energi yang positif pula. Berprestasi dalam bidang yang kita minati dan kita sukai sesuai dengan keahlian kita. Dapat kita contoh dari pemuda inspiratif seperti Raditya Dika, sang penulis kreatif yang dikenal publik melalui novel, film, dan mini seri yang jenaka. Contoh lain adalah Andrea Hirata yang telah berkarya melalui novel yang dapat menginspirasi banyak orang. Memang mereka tidak berkoar-koar tentang semangat nasionalisme, tetapi apa yang telah mereka lakukan merupakan sebuah karya yang juga sangat berperan penting untuk kemajuan bangsa. Jika contoh pemuda inspiratif tersebut terlalu sulit diikuti, maka kita bisa berkontribusi dengan cara lain. Seperti ikut dalam komunitas sosial dan aktif dalam organisasi  di sekolah atau di kampus.  Karena dari situ kita tidak hanya akan memberikan sesuatu kepada orang lain, tetapi kita juga akan mendapatkan manfaatnya seperti pengalaman bekerja dengan orang lain dan belajar mengekspresikan diri.
Mulailah untuk berkarya bagi bangsa dan negeri ini. Karena sebagai generasi muda hendaknya memperbanyak karya positif untuk kemajuan negeri ini, daripada hanya berdebat kusir tiada berujung yang hanya akan memicu perpecahan. Media sosial  saat ini pun menjadi saksi sejarah bahwa berapa banyak waktu anak muda yang terbuang percuma hanya untuk berdebat. Mereka lebih mudah mencela dan mengoreksi kesalahan orang lain. Padahal  mereka bisa menggunakan waktu mereka untuk lebih produktif dalam berkarya. Meminjam semboyan dari  salah satu organisasi kepemudaan di  Sumatera Utara, kita sebagai pemuda harus berkarya, karya nyata bukan karya kata. Karena karya nyata  yang berdampak kecil pun akan lebih bermanfaat daripada sejuta kata atau argumen besar yang tidak terealisasi.
Berkarya tidaklah harus melalui hal terbesar seperti jalur partai politik ataupun hal-hal terbesar lainnya. Tetapi berkarya dapat dimulai dengan hal terkecil yang dapat berkontribusi untuk negeri ini seperti tidak menebar isu SARA ataupun berita-berita hoax, tidak menebar propaganda yang dapat memicu perpecahan di masyarakat, menjadi pemuda yang dapat mendidik dan membimbing masyarakat dengan segala tindakan dan perbuatan yang positif dan bermanfaat. Menjadi pemuda yang peduli akan lingkungan sekitarnya, peduli akan keamanan lingkungan, peduli akan lingkungan sosial dan pemerintahan, yang  sudah menjadi keharusan bagi pemuda yang ingin berkarya dan berkontribusi untuk negeri.  Tunjukkan bahwa kita mampu menjadi seorang pemuda yang mampu bermanfaaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

*Mahasiswi Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan IAI Darussalam Blokagung Banyuwangi


Komentar